Arsip untuk Pikiran

Cowardliness; Entah-berentah

Posted in Repihan Kata with tags , , , , , , on 24 Maret 2011 by ni ariyani

Cowardliness; Entah-berentah

23 Maret 2011 dalam mal dengan gelap hitamnya
Dan tiap tangisan anak kecil dalam gelap hari adalah belati mengiris hati. Saya tidak tahu pasti sejak kapan keadaan sembilu itu mulai mampir dalam ketegapan rasa yang dulunya biasa saja dengan ikhwal semacam ini. Pecundangkah ini? Atau tersugesti ketakutan sendiri pada gelap hari?

 

Saya bukan orang yang takut sendiri, saya juga bukan orang yang tak berani dengan malam hari. Tapi kenapa hal kecil itu membikin bentukan pola isi otak kocar kacir seperti ini? Hanya karena dengusan hebat dalam ketidaksadaran membuat ketakutan luar biasa. Hanya karena bunyi ‘dag dog dag dog’ dalam gelap memporak-porandakan keberanian. Ada-ada saja…


Ini adalah bukan karena hasil cuci otak. Ini juga bukan karena keadaan jauh dari tanah pijakan lahir. Tapi saya benar tidak tahu pasti ini disebabkan oleh ikhwal apa yang bagaimana.


Dan satu malam pada dua puluh sembilan bulan yang telah silam adalah satu malam terburuk sepanjang hidup:,( Suara dengusan itu, tangisan anak kecil itu, bunyi ‘dag dog dag dog’ itu adalah teramat memekakkan telinga. Seperti halnya beratus-ratus hari yang lalu itu. Rasanya layaknya itu. Mengembang-kempiskan dada. Membikin sengal nafas yang harusnya teratur keluar.Lalu hanya guling dan nada lagu sebagai penyumpal telinga, tak ada yang lain.


Ya Tuhan… Jangan perdengarkan hal aneh itu lagi. Jangan hanya karena keadaan buruk pada gelap hari membikin kepencundangan diri.


Jangan perdengarkan dan jangan perlihatkan, Ya Tuhan…


Dan semoga saya adalah tidak demikian…

 

 

 

 

*Don’t be a coward, Ndah!



Suatu Perdebatan; Pikiran dan Perasaan

Posted in Selentingan with tags , , , on 19 Maret 2011 by ni ariyani

18 Maret 2011 jam 17:56

Percakapan antara Pikiran dan Perasaan:


Pikiran melempar pertanyaan pada Perasaan,


‘Apa yang kau rasai saat ini’


‘Kenapa kau melulu menanyakan hal ini padaku?’


‘Karena itu tugasmu, bukan? Kewajibanmu!’


‘Hehh, enak saja kau berucap! Lalu, apa tanggungjawabmu?


‘Ha..ha..ha.. Aku sih santai-santai saja, toh sang pemilik tak pernah menyuruhku untuk berfikir. Dia selalu mengandalkanmu, bukan? Apa-apa kamu, selalu kamu! Kamu yang disuruhnya untuk selalu merasa’


‘Tapi aku lelah disuruhnya seperti itu terus!’


‘Mungkin karena majikan kita adalah wanita’


‘???’